Tulisan ISD 10 Agama dan Masyarakat

Pada bahasan kali ini, saya akan membahas tentang  pengaruh agama di dalam masyarakat, serta bentuk-bentuk konflik tentang perbedaan beragama di salah satu negara di dunia. Menurut pendapat saya, agama adalah kepercayaan yang dianut seseorang untuk membimbing hidupnya serta menjadi pedoman bagi segala aktifitas yang dilalui seseorang.

Di negara Indonesia, terdapat 5 agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya. Yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha. Agama atau kepercayaan yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah Agama Hindu, setelah agama Hindu kemudian masuklah Agama Budha, setelah agama Budha  kemudian masuklah Agama Islam, setelah agama Islam, kemudian disusul oleh agama Kristen dan Katolik.  Sejauh yang saya tahu, menurut saya bahwa perbedaan beragama di Indonesia dapat berjalan dengan damai dan aman –aman saja. Sebagai buktinya di wilayah Jakarta terdapat tempat beribadah bagi umat Muslim yaitu Mesjid Istiqlal, mesjid yang bisa saya katakan sangat besar  ini terletak di depan atau di seberang tempat beribadah umat Kristen, yaitu Gereja Katedrhal. Menurut saya ini sudah cukup membuktikan bahwasannya perbedaan beragama bukanlah menjadi penghalang masyarakat untuk hidup damai, aman, dan tentram.

Sebagai hak asasi manusia, bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Jadi, siapapun orangnya, mau kaya atau miskin, mau tua atau muda, mau pria atau wanita, adalah berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Dan merupakan suatu kewajiban seseorang untuk menghormati umat beragama lain. Sebagai contoh, misalnya Si A beragama Islam, sedangkan Si B beragama Katolik, ketika Si A melakukan ibadahnya di mesjid untuk sholat, kewajiban dari Si B adalah menghormati Si A yang sedang melakukan ibadahnya, begitu juga sebaliknya, ketika Si B sedang melakukan ibadahnya di gereja, sudah menjadi kewajiban Si A untuk menghormati Si B yang sedang melakukan ibadahnya. Itulah  yang dinamakan dengan  Toleransi Beragama.


Sedangkan untuk konflik beragama, yang saya ketahui adalah beberapa agama yang berselisih prinsip tentang agama yang dianut nya masing-masing. Sebagai salah satu contoh yang saya ketahui, di negara India. Di India terdapat banyak agama yang dianut oleh masyarakatnya, salah satunya adalah agama Hindu dan agama Islam. Yang menjadi dasar konflik nya adalah untuk agama Hindu, dalam upacara keagamaannya umat Hindu mendewakan sapi, dalam arti lain sapi sangatlah dihormati oleh umat Hindu. Untuk agama Islam, untuk merayakan salah satu hari raya nya yaitu Hari Raya Idul Adha, di dalam hari raya ini, umat muslim bagi yang mampu diwajibkan untuk menyembilih sapi atau kambing yang kemudian dagingnya akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Yang menjadi konflik nya adalah, untuk agama Islam untuk merayakan hari raya nya diperlukan pemotongan kambing/sapi, sedangkan untuk agama Hindu untuk merayakan hari raya nya umatnya menghormati atau mendewakan sapi, nah dari sini lah awal konflik antar umat beragama di India.
 

Agama dan Masyarakat

A.Pengertian agama dan masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibutikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figure nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan. Bukti di atas sampai apada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agamayang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya dan kembali pada konsep hubungan agama dengan masyarakat.
Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu hubungannya erat memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas social dan grup social, perseorangandan kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agma diwarnainya. Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya. Agama sebagai suatu system mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi keagamaan, keyakinan terhadap agamanya.
Dalam proses sosial, hubungan nilai dan tujuan masyarakat relative harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan kultural hancurnya bentuk social dan cultural lama. Masyarakat dipengaruhi oleh berbagai perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam dalam kepekaan agama dan cara merasakan titik kritisnya. Dalam kepekaan agama setiap kelompok berbeda dalam menafsirkannya, semua sesuai dengan situasi apa yang dihadapi oleh kelompok tersebut. Disamping menawarkan nilai-nilai dan solidaritas baru, juga tampil pola-pola sosial untuk mencari jalan keluar dari pengalaman yang mengecewakan anomi, menetang sumber yang nyata dan mencoba mengambil upaya pelarian yang telah disediakan oleh situasi.
B.Fungsi agama
Agama dalam kehidupan masyarakat sangat penting, misalnya saja dalam pembentukan individu seseorang. Fungsi agama dalam masyarakat adalah:
fungsi agama di bidang social : dimana agama bisa membantu para anggota-anggota masyarakat dalam kewajiban social.
Fungsi agama dalam keluarga
fungsi agama dalam sosialisasi: dapat membantu individu untuk menjadi lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik.
C. Pelembagaan agama
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler
Pelembagaan agama
         Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.


D.Agama, konflik dan masyarakat
            Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah.
Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.
 

Tulisan ISD 9 PRASANGKA, DISKRIMINASI & ETNOSENTRISME


       Pasti di dunia ini tidak jauh dengan konflik,meskipun kita tidak bersalah,pasti kita akan mendapat masalah ,jadi wajar saja kalau kita mendapat masalah, itu namanya hidup,kalau tidak ada masalah itu hidupnya di akhirat.
Menurut saya seharusnya Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrisme sudah tidak ada di dunia dengan ditingkatkannya perdamaian dan kerjasama yang kokoh dunia ini akan abadi dan tentram. Dengan begitu dunia menjadi nyaman untuk ditinggali manusia, tanpa harus merasa was – was manusia bisa hidup nyaman.
Bentuk dan contoh diskriminasi
Munculnya prilaku diskriminasi lebih disebabkan oleh adanya penyimpangan ndividual.Penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.Orang seperti itu biasanya mempunyai kelainan/mempunyai penyakit mental sehingga tak dapat mengndalikan dirinya.
Sebetulnya sikap dari etosentrisme tidak slamanaya bercitra buruk, sikap etosentrisme semestinya ada dalam diri setiap manusia sebagai contoh keuntungan etosentrisme adalah semisal jika ada konflik antar beberapa kelompok, maka anggota kelompok akan saling mendukung. Hal ini di sebut juga dengan etnosentrisme fleksibel yang memiliki pengertian: Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Oleh karena itu sebaiknya sikap etnosentrisme ini kita harus meng arahkannya ke arah etosentrisme yang fleksibel, agar tidak terjadinya kesalah pahaman dalam berkomunikasi.

 

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME



Pendahuluan
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut :
a.       semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
b.      dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
c.       untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Sikap & Prasangka
            Karena prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial, maka terlebih dahulu sikap perlu dirumuskan. Sikap menurut morgan (1966) adalah kecenderungan untuk berespon, baik secara positif maupun negatif, terhadap orag, obyek, atau situasi. Tentu saja kecenderungan untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak sama dengan tingkah laku. Sikap seseorang baru diketahui bia ia sudah bertingkah laku. sikap merupakan salah satu determinan dari tingkah laku, selain motivasi dan norma masyarakat.Oleh karena itu kadang-kadang sikap bertentangan dengan tingkah laku.
Pertentangan-pertentangan sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.      Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.      Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,  masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.      Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.      elimination; yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.      Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.      Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.      Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.      Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
 

Tulisan ISD 8 Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan



Ilmu pengetahuan lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identitas sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu, Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas  ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya. Komponen aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif, Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada, Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu, Merasa pasti bahwa setiap  pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Teknologi
            Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses produksi. Luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Rasionalistas, Artifisialitas, Otomatisme,  Teknik berkembang pada suatu kebudayaan, Monisme, Universalisme, dan Otonomi.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagai berikut : Teknik meluputi bidang ekonomi,  Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer, Teknik meliputi bidang manusiawi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Kemiskinan
Kemiskinan dapat diartikan  sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.  Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal : Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, Posisi  manusia dalam lingkungan sekitar, Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
            Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa dan tertuangkan dalam nilai uang sebgai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minilam ( versi bank dunia, dikota 75 $ dan desa 50 $AS perjiwa setahun, 1973) ( berapa sekarang ? ).
            Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll,
2.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
3.      Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD
4.      Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5.      Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.