Pendahuluan
Hidup
bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan
menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana
setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota
memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu
menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama
diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian
prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut
:
a.
semula
diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar
pengalaman yang lalu
b.
dalam
bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
c.
untuk
mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau
tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Sikap
& Prasangka
Karena
prasangka itu suatu sikap, yaitu sikap sosial, maka terlebih dahulu sikap perlu
dirumuskan. Sikap menurut morgan (1966) adalah kecenderungan untuk berespon,
baik secara positif maupun negatif, terhadap orag, obyek, atau situasi. Tentu
saja kecenderungan untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang
tidak sama dengan tingkah laku. Sikap seseorang baru diketahui bia ia sudah
bertingkah laku. sikap merupakan salah satu determinan dari tingkah laku,
selain motivasi dan norma masyarakat.Oleh karena itu kadang-kadang sikap
bertentangan dengan tingkah laku.
Pertentangan-pertentangan
sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih
luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3
elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1.
Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2.
Unti-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah,
nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3.
Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.
elimination;
yaitu pengunduran diri salah satu pihak
yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami
mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.
Subjugation
atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar
dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.
Mjority
Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.
Minority
Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas
tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan
kegiatan bersama
5.
Compromise;
artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha
mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration; artinya pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok
mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
0 komentar:
Posting Komentar