Tulisan ISD 7 Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan



Pada tema kali ini, saya akan berpendapat tentang contoh-contoh masalah antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Dalam masyarakat perkotaan, misalnya saya ambil contoh, Kota Jakarta, dengan segudang aktifitas penduduknya, dengan milyaran uang yang berputar setiap harinya, dengan banyaknya jumlah penduduk di dalamnya, dengan kualitas pendidikan yang terjamin, banyak yang bilang bahwa masyarakat di perkotaan lah yang merajai atau menempati tingkat kasta tertinggi di suatu negara. Akan tetapi, pada era sekarang ini, masyarakat desa juga tidak mau ketinggalan dengan masyarakat perkotaan hampir di setiap aspek kehidupannya.

Sebagai contoh untuk masyarakat perkotaan, Jakarta, apa yang kita inginkan tersedia, terkecuali lapangan pekerjaan yang sudah minim. Akan tetapi, di Jakarta, banyak orang-orang yang larut akan pekerjaan, hingga melupakan kewajiban beragama. Untuk yang beragama Islam, kesibukan-kesibukan yang dialami oleh masyarakat perkotaan membuat orang lupa akan kewajiban beragamanya seperti sholat 5 waktu. Untuk yang beragama non-Islam, ditengah-tengah kesibukan nya membuat orang lupa untuk mengunjungi tempet-tempat ibadahnya masing-masing.

Disamping itu, masyarakat perkotaan,  masyarakat yang bertempat tinggal di kota yang tak pernah mati, membuat hubungan antar lingkungan sekitarnya diabaikan, atau dapat dibilang sudah hilang.

Sebagai makhluk social, manusia membutuhkan orang lain untuk dapat hidup, dan berinteraksi. Sudah merupakan kodratnya atau takdirnya manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Jika tidak dapat menjalankan takdirnya denga baik sebagai makhluk social, manusia tentu akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Tidak adanya komunikasi antar tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggal kita, akan menimbulkan beberapa masalah “misunderstanding” antara kita dengan para tetangga.

Sedangkan masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di desa-desa, yang awalnya jauh dari kesan modern, jauh dari listrik, jauh dari hiruk pikuknya perkotaan, dan damai akan kehidupan sekitarnya, serta masih berpegang teguh dengan agama dan adat istiadat di setiap daerahnya. Masyarakat pedesaan umumnya lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadinya.
Sebagai contoh, saya mengambil contoh masyarakat pedesaan di pedalaman Papua. Dalam masyarakat ini, mereka masih berpegang teguh dengan kepercayaannya, mereka masih berpegang teguh atas nenek moyangnya terdahulu. Mereka masih setia, disiplin, dan tetap menjaga adat istiadat mereka. Mereka tetap mengadakan berbagai upacara-upacara adat istiadat mereka di setiap kepentingan-kepentingan kehidupan mereka. Selain itu, di dalam masyarakat pedesaan juga memiliki kekerabatan yang sangat erat antara penduduk yang satu denga penduduk yang lainnya. Sebagai contoh, jika di dalam masyarakat pedesaan ada salah satu warganya yang mengadakan hajatan atau acara semisal perkawinan, nah, masyarakat pedesaan itu atau tetangga-tetangganya akan bergotong royong untuk membantu si empunya hajatan agar penyelenggaraan hajatan tersebut dapat berjalan dengan baik, salah satu bentuk gotong royong tersebut diantarannya mendirikan tenda, memasak makanan yang akan disajikan kepada para tamu, serta membongkar tenda yang sudah terpakai, dll. Tentunnya kebiasaan atau adat ini, sangatlah sulit ditemukan di dalam masyarakat perkotaan.

Penulis : PANJI SAPUTRA ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Tulisan ISD 7 Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan ini dipublish oleh PANJI SAPUTRA pada hari Kamis, 10 Januari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Tulisan ISD 7 Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
 

0 komentar:

Posting Komentar